BERITASIBER.COM | LAMONGAN – Fenomena “friend with benefit” (FWB) atau teman dengan keuntungan kini semakin marak di kalangan mahasiswa. Relasi ini menggabungkan unsur persahabatan dengan hubungan seksual tanpa komitmen emosional yang mendalam.
Terkadang, ini terlihat sebagai alternatif untuk menghindari hubungan serius, tetapi di balik itu, ada berbagai implikasi psikologis yang perlu diperhatikan.
Salah satu faktor yang berperan penting dalam hubungan FWB adalah kerahasiaan. Banyak pasangan FWB memilih untuk menjaga hubungan mereka agar tidak diketahui orang lain, bahkan di kalangan teman-teman dekat.
Hal ini bisa dipahami, karena ada ketakutan jika hubungan ini diketahui akan berisiko pada penilaian atau bahkan merusak citra diri mereka sebagai mahasiswa yang terpelajar. Psikologi di balik kerahasiaan ini berhubungan dengan keinginan untuk menjaga kebebasan dan menghindari potensi stigma sosial yang mungkin timbul.
Kerjasama dalam hubungan FWB juga penting. Kedua belah pihak biasanya memiliki kesepakatan yang tidak tertulis, yaitu memisahkan antara perasaan dan seks. Namun, seiring berjalannya waktu, ada kemungkinan perasaan satu pihak mulai berkembang, yang dapat menciptakan ketegangan.
Tanpa komunikasi yang jelas dan terbuka, kerjasama ini dapat menjadi rapuh. Ketakutan akan terbentuknya ikatan emosional yang lebih kuat seringkali menghantui mereka yang terlibat dalam FWB. Mereka cenderung menghindari hubungan serius karena takut terjebak dalam komitmen yang lebih besar, yang dapat mengganggu kehidupan akademis atau kebebasan pribadi mereka.
Dalam konteks mahasiswa, ketakutan terhadap hubungan serius ini dapat berkaitan dengan prioritas kehidupan mereka. Banyak mahasiswa yang lebih memilih fokus pada studi dan mengejar tujuan jangka panjang mereka daripada terlibat dalam hubungan romantis yang membutuhkan perhatian dan komitmen lebih.