BERITASIBER.COM | SURABAYA – Menjelang Idul Adha, banyak yang bertanya-tanya mengenai hikmah di balik larangan bagi shahibul kurban untuk memotong kuku dan rambutnya dari awal bulan Dzulhijjah hingga waktu penyembelihan hewan kurban.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Hikmah Larangan Memotong Kuku dan Rambut bagi Shahibul Kurban di Bulan Dzulhijjah

Larangan ini bersumber dari sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang diriwayatkan dalam hadis yang menyatakan, “Apabila engkau telah memasuki sepuluh hari pertama (bulan Dzulhijjah) sedangkan di antara kalian ingin berkurban, maka janganlah dia menyentuh (memotong) sedikitpun bagian dari rambut dan kukunya.” (HR. Muslim).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa larangan ini mengandung hikmah yang mendalam. Ia menyampaikan dua alasan utama yang mendasari larangan tersebut.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Pertama, setiap larangan dari Rasulullah pasti mengandung hikmah. Sebagai seorang mukmin, kita harus yakin bahwa setiap perintah dan larangan memiliki kebaikan, baik yang dapat kita pahami maupun yang tidak.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukumi (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, ‘Kami mendengar dan kami patuh.’ Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. an-Nur: 51).

Kedua, larangan ini bertujuan agar orang yang berkurban dapat mencocoki orang yang berihram untuk haji dan umrah, yang juga dilarang memotong kuku dan rambut. Hal ini menciptakan kesamaan dalam ibadah dan menunjukkan keseriusan dalam menjalankan perintah Allah.

Artikel Rekomendasi
Halaman:
1 2