BERITASIBER.COM | SURABAYA – Dalam menghadapi fenomena bullying yang semakin marak di kalangan anak-anak, penting bagi orang tua untuk mengambil langkah proaktif dalam mendidik anak-anak mereka.

Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah melalui parenting Islami, yang menekankan pada penanaman akhlak mulia dan pemahaman akan fitrah kebaikan dalam diri anak.
Anak-anak tidak lahir dengan kebencian atau sikap merendahkan. Mereka adalah makhluk suci yang dipengaruhi oleh lingkungan dan didikan yang mereka terima.
Oleh karena itu, orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter anak agar tidak terjerumus dalam perilaku bullying. Dalam konteks ini, ada beberapa langkah konkret yang dapat diambil oleh orang tua.
Konsep Nature vs Nurture menunjukkan bahwa potensi alami anak dapat berkembang sesuai dengan bagaimana ia dibentuk oleh didikan orang tua dan lingkungannya.
Islam Mengajarkan Fitrah Kebaikan
Islam menegaskan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, yaitu suci dan bersih. Rasulullah bersabda:
“Tidaklah setiap anak kecuali dia dilahirkan di atas fitrah, maka bapak ibunyalah yang menjadikan dia Yahudi, atau menjadikan dia Nasrani, atau menjadikan dia Majusi…” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini mengingatkan kita bahwa orang tua memiliki peran penting dalam menjaga dan membimbing fitrah anak agar tetap sesuai dengan ajaran Allah. Salah satu amanah itu adalah mengajarkan akhlak mulia, termasuk menjaga lisan dan menghormati sesama.
Mengapa Anak-Anak Sering Mengejek?
Sebutan buruk seperti “jelek,” “dekil,” atau “item” bukanlah bagian dari fitrah. Prasangka dan kebencian adalah hal yang dipelajari anak dari lingkungannya.
Jika anak terbiasa mendengar ejekan atau melihat orang lain saling merendahkan, ia akan menirunya. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang positif dalam membentuk karakter anak.
Sikap meremehkan atau berkata buruk tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).” (QS. Al-Hujurat: 11).
Keteladanan Rasulullah dalam Mengajarkan Akhlak
Rasulullah adalah teladan terbaik dalam mendidik anak-anak dan masyarakat untuk menjaga lisan. Dalam sebuah kisah, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan bagaimana Rasulullah tidak pernah berkata kasar kepadanya selama melayani beliau:
“Aku pernah melayani Rasulullah selama sepuluh tahun, dan tidak pernah beliau berkata kasar kepadaku, tidak pernah mencelaku, dan tidak pernah memarahiku.” (HR. Tirmidzi).
Keteladanan ini mengajarkan kita pentingnya menciptakan suasana rumah yang penuh kasih sayang dan menjaga lisan dari kata-kata yang menyakiti.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
Sebagai orang tua, ada beberapa langkah konkret yang bisa kita ambil untuk mencegah anak tumbuh menjadi pelaku bullying atau korban bullying: