BERITASIBER.COM | LUMAJANG – Masih seringnya turun hujan dalam intensitas sedang sampai deras di Kabupaten Lumajang Jawa Timur, kondisi ini menjadi kekhawatiran petani tebu karena akan menyebabkan turunnya kadar gula dalam batang tebu atau yang disebut redemen.

“Mudah-mudahan cuaca hujan berkurang dan saat tebang dimulai cuaca bagus,” Kata Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Lumajang H., Didik Purwanto saat ditemui di rumahnya, Selasa (22/04/2025).
Permasalahan tersebut juga ditopang pemerintah belum menentukan Harga Pokok Produksi (HPP), sementara musim tebang segera dilakukan sekitar awal bulan Mei di Pabrik Gula (PG) Djatiroto maupun PG sekitar dan kondisi ini diperparah adanya isu impor gula yang diberikan kebebasan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Ketua APTRI Lumajang Didik Purwanto mengatakan bila mana kondisi cuaca bersahabat tidak ada hujan dengan HPP minimal mengacu pada tahun 2024 sebesar Rp 14.500 perkilogram, petani akan mendapatkan keuntungan dari sisi biaya garap.
“Diharapkan ada kenaikan HPP jangan sampai ada penurunan dari tahun 2024, semestinya HPP gula 2025 sudah dikeluarkan mengingat sebentar lagi tebang dimulai,” tutur bang haji Didik sambil mempersilahkan media ini menikmati secangkir kopi yang disajikan.
Petani tebu berharap pemerintah membuat patokan HPP lebih tinggi dari tahun sebelumnya dengan pertimbangan adanya kenaikan harga bahan pokok dan gaji PNS sehingga menjadikan biaya operasional naik.