BERITASIBER.COM | LAMONGAN – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 99% unit usaha yang ada di Indonesia adalah UMKM, dan sektor ini menyerap sekitar 97% tenaga kerja.
UMKM memiliki peran yang sangat vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan. Namun, meskipun jumlahnya sangat banyak, banyak pengusaha UMKM yang menghadapi tantangan dalam mengembangkan usahanya.
Untuk itu, pengusaha UMKM perlu memahami beberapa strategi bisnis yang penting agar dapat bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat.
1. Selesaikan Masalah Beban Biaya Operasional
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh pengusaha UMKM adalah pengelolaan biaya operasional.
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan usaha sehari-hari, seperti biaya produksi, sewa tempat usaha, gaji karyawan, utilitas, dan lainnya.
Biaya operasional yang tinggi dapat menggerogoti profitabilitas usaha, bahkan bisa membuat usaha gulung tikar. Oleh karena itu, penting bagi pengusaha untuk memprioritaskan pengelolaan biaya operasional.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan analisis biaya secara rutin. Pengusaha UMKM harus tahu dengan jelas aliran pengeluaran mereka, serta membandingkan biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diterima.
Dari sini, pengusaha dapat menentukan biaya yang perlu dipangkas atau dikendalikan. Misalnya, jika biaya produksi terlalu tinggi, pengusaha bisa mencari cara untuk meningkatkan efisiensi produksi atau mencari pemasok yang menawarkan harga lebih murah.
Selain itu, pengusaha juga bisa mencari teknologi atau inovasi yang dapat membantu menekan biaya operasional. Teknologi, seperti perangkat lunak manajemen inventaris atau akuntansi, dapat membantu pengusaha menghemat waktu dan biaya.
Dengan pengelolaan biaya yang baik, pengusaha dapat meningkatkan margin keuntungan dan memperkuat posisi usaha mereka di pasar.
2. Sesuaikan Biaya Pemilik dengan Kemampuan Usaha
Masalah lain yang sering dihadapi oleh pengusaha UMKM adalah ketidakmampuan untuk menyesuaikan biaya pemilik (owner) dengan kemampuan usaha.
Banyak pengusaha yang menarik terlalu banyak uang dari usaha mereka, terutama pada tahap awal atau saat usaha mulai berkembang. Hal ini dapat menyebabkan cash flow usaha terganggu dan menghambat pengembangan usaha.
Pengusaha UMKM harus memisahkan secara tegas antara pengeluaran pribadi dan pengeluaran usaha. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menetapkan gaji tetap untuk pemilik usaha yang sesuai dengan kondisi keuangan usaha.
Gaji ini harus dipertimbangkan berdasarkan pendapatan usaha, biaya operasional, dan kebutuhan pribadi pemilik.
Selain itu, pengusaha juga harus memiliki mindset yang tepat dalam mengelola keuangan usaha. Mereka perlu memahami bahwa uang yang ada di dalam usaha bukanlah milik pribadi, melainkan milik usaha itu sendiri.
Oleh karena itu, pengusaha harus cerdas dalam mengatur pengeluaran pribadi agar tidak mengganggu stabilitas keuangan usaha.
3. Pisahkan Keuangan Usaha dan Pribadi
Pemisahan antara keuangan pribadi dan usaha adalah hal yang sangat penting untuk pengelolaan bisnis yang sehat.
Banyak pengusaha UMKM yang gagal mengelola keuangan usahanya dengan baik karena mereka mencampur adukkan antara keuangan pribadi dan usaha.
Akibatnya, mereka sering kali tidak tahu berapa banyak uang yang sebenarnya tersedia untuk pengembangan usaha.
Pengusaha harus membuka rekening bank terpisah untuk usaha dan pribadi. Semua transaksi yang berhubungan dengan usaha, baik itu penerimaan pembayaran maupun pengeluaran, harus dilakukan melalui rekening usaha.
Tinggalkan Balasan
Anda harus login untuk memposting komentar.