BERITASIBER.COM | WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) dan China telah mencapai kesepakatan untuk mencabut tarif besar-besaran atas barang satu sama lain selama 90 hari, setelah pembicaraan yang berlangsung di Jenewa, Swiss, Rabu (14/5/2025) dini hari waktu setempat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kesepakatan ini diharapkan dapat meredakan ketegangan perdagangan yang telah berlangsung lama antara kedua negara.

Presiden AS, Donald Trump, mengungkapkan bahwa Washington kini memiliki cetak biru untuk kesepakatan perdagangan yang “sangat, sangat kuat” dengan China.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Dalam wawancara yang disiarkan di Fox News, Trump menyatakan bahwa dokumen tersebut akan membuka ekonomi Beijing bagi bisnis AS.

“Kami memiliki batasan kesepakatan yang sangat, sangat kuat dengan China. Namun, bagian yang paling menarik dari kesepakatan itu adalah keterbukaan China terhadap bisnis AS,” ujarnya saat berada di Air Force One dalam perjalanan menuju Timur Tengah.

Kesepakatan ini muncul setelah tarif yang dikenakan oleh kedua negara telah menyebabkan kerugian miliaran dolar bagi ekuitas dan bisnis.

Negosiasi dimulai setelah kedua belah pihak mengalami dampak negatif dari kebijakan tarif yang saling membalas, dengan tarif AS atas impor China melonjak hingga 145% dan bahkan mencapai 245% pada beberapa produk.

Dalam kesepakatan tersebut, AS setuju untuk menurunkan tarifnya atas barang-barang China hingga 30%, sementara China akan menurunkan tarifnya sendiri hingga 10%, yang merupakan penurunan signifikan lebih dari 100 poin persentase.

Pengurangan tarif ini akan mulai berlaku setelah tengah malam waktu Washington pada Rabu, menandai langkah besar dalam meredakan ketegangan perdagangan.

Namun, meskipun ada kemajuan, risiko eskalasi baru tetap ada. Tarif tambahan AS masih lebih tinggi dibandingkan tarif China, termasuk pungutan sebesar 20% terkait keluhan Trump mengenai ekspor bahan kimia China yang digunakan untuk membuat fentanil.

Artikel Rekomendasi
Halaman:
1 2