BERITASIBER.COM | LAMONGAN – Geram !!! Mungkin istilah tersebut yang bisa mewakilkan ungkapan hati para petani di Kecamatan Sekaran, pasalnya sudah berpuluh-puluh tahun menahan serta menanggung beban yang kompleks, dan yang paling krusial adalah permasalahan penggunaan air untuk pengairan sawah. Kamis (15/08/2024)

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Gelar Demo, Warga Desak Pemerintah Bongkar Tambak Luar di Rawa Sekaran

Keberadaan tambak-tambak liar yang diduga dikuasai oleh oknum-oknum yang memiliki kepentingan, yang juga diduga sebagai penyebab tidak stabilnya sistem pengairan persawahan yang berada di wilayah Kecamatan Sekaran.

Sebanyak lebih kurang 300 massa petani di Kecamatan Sekaran, bersatu melakukan aksi demo, tuntut kebijakan pemerintah mengenai rawa yang berada di Kecamatan Sekaran yang notabene dalam kekuasaan Dinas PU SDA (Pekerjaan Umum Sumber Daya Air) Provinsi Jatim, yang seharusnya sebagai tempat penampungan air, dikembalikan sebagaimana fungsinya, karena saat ini dipetak-petak menjadi tambak milik perseorangan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Beberapa massa dari Komunitas Bengawan Jero, daerah irigasi rawa Semando, daerah irigasi rawa Manyar, daerah irigasi rawa Sekaran, Kelompok Tani (Poktan) Kecamatan Sekaran, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Sekaran, HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air) Kecamatan Sekaran, G HIPPA (Gabungan Himpunan Petani Pemakai Air), LSM-HJM (Lembaga Swadaya Masyarakat-Harmoni Jiwa Mandiri), NGO-JALAK (Non Goverment Organisation-Jaring Pelaksana Antisipasi Keamanan), Komunitas Peduli Sungai, serta Komisi Irigasi Lamongan, gelar aksi damai, tuntut pemerintah segera bongkar tambak-tambak liar yang diduga tidak berijin dan dikuasai oleh oknum-oknum yang berkepentingan.

Sukadi, SH. selaku koordinator aksi, dalam orasinya meminta kepada pemerintah, baik Pemerintah Kabupaten Lamongan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, bahkan kalau perlu sampai ke istana Presiden, untuk segera menindaklanjuti tuntutan kami, karena kami merupakan salah satu penyumbang pemasok pangan di NKRI.

“Jika sistem pengairan persawahan di Kecamatan Sekaran tidak segera diperbaiki, yang kami takutkan nanti adalah jika kami mengalami gagal panen. Jika demikian, kami harus mengadu kepada siapa mengenai kerugian yang kami alami, dan kerugian yang kami tanggung tidak sedikit, ratusan juta,” ungkap pria yang biasa dipanggil Ki Lurah.

Lebih lanjut, Ki Lurah menjelaskan, dampak yang ditimbulkan dengan keberadaan tambak-tambak liar yang menjadi keluhan para petani yang mengalami kerugian sangat besar.

Selain itu, debit air selama ini di area waduk menjadi bahan eksploitasi oleh petambak-petambak liar, sehingga lahan persawahan di 5 (lima) kecamatan (Kecamatan Sekaran, Kecamatan Maduran, Kecamatan Karanggeneng, Kecamatan Kalitengah, dan Kecamatan Turi) menjadi korban kekurangan air.

“Kami memohon kepada pemangku-pemangku kebijakan untuk segera menindaklanjuti apa yang menjadi keluhan kami para petani di Kecamatan Sekaran. Kamin tidak mengancam, jika tuntutan kami tidak dihiraukan, maka kami akan melakukan aksi yang lebih besar lagi, dengan massa yang lebih banyak. Jika pemerintah tidak sanggup melakukan pembongkaran tambak-tambak liar, maka cangkul-cangkul kami yang akan bertindak melakukan pembongkaran tambak-tambak liar tersebut,” tegas Sukardi, SH. sekaligus Ketua Umum DPP. LSM-HJM.

Zackaria Oesman, selaku perwakilan dari pihak PU SDA Provinsi Jatim, dalam sambutannya menyampaikan, sangat salut dengan para petani di Kecamatan Sekaran, demi memperjuangkan haknya, rela berpanas-panasan.

“Tetapi, sembari kita menunggu dari Kabid Irigasi PU SDA Provinsi Jawa Timur (Moh. Fajar Taufiq), saya meminta beberapa perwakilan dari pihak petani Kecamatan Sekaran, untuk melakukan musyawarah,” ungkapnya.

Artikel Rekomendasi
Halaman:
1 2