“Putaran ekonomi mencapai sekitar Rp40 juta selama acara berlangsung. Ini menjadi bukti bahwa Sedekah Bumi tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga mampu menggerakkan ekonomi masyarakat,” ungkap Kades Balun.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kerukunan antarumat beragama di Desa Balun terlihat sangat kuat serta saling mendukung sehingga acara berlangsung semarak. Pendeta dari Gereja Kristen Jawi Wetan Balun Mahardika Mangku Negara menyampaikan bahwa Sedekah Bumi merupakan bentuk nyata rasa syukur kepada Tuhan.

“Kami ikut mendukung Sedekah Bumi karena ini wujud syukur atas berkat Tuhan. Kami berharap kegiatan ini terus berlangsung agar umat di Balun semakin rukun,” ungkap Mahardika.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Sementara itu, perwakilan umat Hindu juga menyambut positif kegiatan ini.

“Dalam ajaran Hindu, Sedekah Bumi bermakna menjaga keseimbangan alam dan berterima kasih kepada Tuhan. Kami sangat mendukung acara ini,” tutur Mangku Tadi, tokoh umat Hindu di Desa Balun.

Tokoh masyarakat berharap kegiatan Sedekah Bumi Desa Balun dapat menjadi agenda rutin Kabupaten Lamongan, seperti halnya perayaan 17 Agustus dan Ogo-Ogo.

“Harapan kami, Sedekah Bumi Balun bisa masuk dalam kalender kegiatan Kabupaten Lamongan. Selain memperkuat budaya, juga bisa menjadi sarana peningkatan ekonomi warga,” pungkasnya.

Dengan semangat kebersamaan dan rasa syukur yang tinggi, Desa Balun kini kembali dikenal selain sebagai Desa Pancasila juga sebagai simbol kerukunan umat beragama dan pelestarian budaya lokal di Lamongan.(Bs).

Artikel Rekomendasi
Halaman:
1 2