IMG_20240610_222115_11zon
Bs Iklan 970x250_11zon
IMG-20240708-WA0017_11zon

.COM | – Dalam beberapa tahun terakhir, survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI) menjadi instrumen penting untuk mengukur kinerja domestik, terutama dalam konteks pemulihan pasca pandemi.

Penjualan eceran, yang merefleksikan konsumsi rumah tangga, berperan signifikan dalam menggerakkan roda . Salah satu sektor yang sangat terkait dengan dinamika penjualan eceran adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (), yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan mempekerjakan sekitar 97% dari total tenaga kerja di Indonesia. Oleh karena itu, tren penjualan eceran tidak hanya mencerminkan daya beli masyarakat, tetapi juga menggambarkan sejauh mana dapat bertahan dan berkembang di tengah tantangan .

Ketika penjualan eceran menunjukkan tren positif, terutama di sektor makanan, minuman, dan kebutuhan pokok, hal ini secara langsung menguntungkan yang banyak bergerak di sektor-sektor tersebut.

IMG-20240708-WA0017_11zon

Banyak di Indonesia berfokus pada produksi dan distribusi barang-barang konsumsi sehari-hari, sehingga peningkatan daya beli konsumen membantu memperluas pasar mereka. Sebaliknya, penurunan penjualan eceran akan menekan pendapatan , yang cenderung lebih rentan terhadap fluktuasi dibandingkan perusahaan besar.

Namun, juga menghadapi tantangan besar dalam menavigasi perubahan pola konsumsi, terutama akibat digitalisasi yang dipercepat oleh pandemi. Tren belanja online telah mendominasi sektor ritel, memaksa untuk beradaptasi dan mengadopsi digital agar tetap kompetitif.

yang berhasil bertransformasi ke platform digital cenderung lebih tangguh dalam menghadapi perlambatan dan dapat meningkatkan volume penjualan melalui akses pasar yang lebih luas.

Di sisi lain, akses terhadap pembiayaan dan infrastruktur digital masih menjadi kendala bagi banyak , terutama di daerah-daerah terpencil.

Baca Artikel Lainnya :