BERITASIBER.COM | LAMONGAN – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024 melambat menjadi 5,05% secara tahunan, turun dari 5,17% pada periode yang sama tahun lalu dan juga lebih rendah dibandingkan kuartal I 2024 yang mencapai 5,11%.
Penurunan ini menunjukkan adanya perlambatan ekonomi yang mungkin berpengaruh pada berbagai sektor, termasuk sektor yang sangat vital bagi ekonomi nasional: Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia, menyumbang sebagian besar lapangan kerja dan kegiatan ekonomi.
Namun, saat ekonomi melambat, UMKM sering kali menjadi yang pertama merasakan dampaknya.
Bagaimana UMKM bisa menghadapi tantangan ini dan tetap bertahan?
1. Diversifikasi Produk dan Pasar
Salah satu strategi yang bisa diadopsi UMKM adalah diversifikasi produk dan pasar. Dengan memperkenalkan variasi produk atau layanan, UMKM dapat mengurangi ketergantungan pada satu sumber pendapatan dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Misalnya, sebuah bisnis makanan bisa mulai menawarkan layanan catering atau produk kemasan untuk meningkatkan pendapatannya.
2. Efisiensi Operasional
Melakukan audit operasional untuk mengidentifikasi area yang bisa diperbaiki adalah langkah penting dalam menghadapi penurunan ekonomi.
UMKM dapat mencari cara untuk mengurangi biaya tanpa mengorbankan kualitas produk atau layanan. Penggunaan teknologi untuk automasi proses bisnis atau optimisasi rantai pasokan dapat membantu menekan biaya.
3. Peningkatan Kualitas dan Inovasi
Di tengah situasi ekonomi yang melambat, meningkatkan kualitas produk dan layanan serta berinovasi bisa menjadi keunggulan kompetitif.
UMKM yang mampu menawarkan nilai lebih atau memiliki keunggulan unik sering kali bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan pangsa pasar mereka.
4. Memperkuat Digitalisasi
Dalam era digital, kehadiran online menjadi sangat penting. UMKM yang belum memanfaatkan platform digital untuk menjual produk atau berinteraksi dengan pelanggan sebaiknya segera beralih ke e-commerce dan media sosial.
Tim Redaksi