BERITASIBER.COM | LAMONGAN – Memasuki kuartal akhir 2024 dan awal 2025, Indonesia dihadapkan pada krisis ekonomi yang mengancam stabilitas dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam situasi ini, kelas menengah menjadi salah satu kelompok yang paling terpengaruh, mengalami penurunan daya beli yang signifikan. Kondisi ini memicu pertanyaan mendesak: bagaimana UMKM dapat bertahan dan bahkan berkembang di tengah gejolak ekonomi yang sedang berlangsung?
Kelas menengah, yang selama ini menjadi penggerak utama perekonomian dengan konsumsi domestik yang tinggi, kini menghadapi kenyataan pahit. Kenaikan harga kebutuhan pokok, penurunan pendapatan, dan ketidakpastian ekonomi telah menggerus kemampuan mereka untuk berbelanja.
Dampak dari penurunan daya beli ini tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh berbagai sektor usaha yang bergantung pada konsumsi kelas menengah.
Di sisi lain, UMKM, yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia, harus segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi dampak krisis ini.
Pertama, UMKM perlu meningkatkan efisiensi operasional mereka. Dengan melakukan evaluasi dan optimalisasi proses bisnis, UMKM dapat mengurangi biaya operasional tanpa harus mengorbankan kualitas produk atau layanan.
Kedua, diversifikasi produk dan layanan menjadi kunci penting. UMKM harus mampu berinovasi dan menawarkan produk atau jasa yang relevan dengan kebutuhan konsumen saat ini. Fleksibilitas dalam merespons perubahan permintaan pasar akan menjadi keunggulan kompetitif yang signifikan.
Selain itu, memanfaatkan teknologi digital merupakan langkah krusial. Dengan memanfaatkan platform e-commerce, media sosial, dan alat pemasaran digital lainnya, UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan biaya yang lebih efisien.
Digitalisasi juga membuka peluang untuk meningkatkan efisiensi dalam manajemen inventaris, logistik, dan layanan pelanggan.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mendukung UMKM selama masa krisis ini. Dukungan dalam bentuk kebijakan fiskal yang pro-UMKM, akses terhadap pembiayaan dengan bunga rendah, serta program pelatihan dan pendampingan bisnis sangat dibutuhkan.
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas UMKM harus diperkuat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM.
Tim Redaksi